Rabu, 27 Mei 2009

Faktor kemenangan Joe Sandy

Hi... akhirnya saYa nGeBLog Lagi Nih... Di sini anda dapat menemukan informasi tentang Musik. Kunci atau Chord Lagu, Profil, Plus info tentang IPTEK diantaranya Hacking, Cracking, Programmer, Virus maker, dan Lain-Lain deh Pokonya...

Nah,, Kali Ini saya akan ngebaHas tentang :

Faktor kemenangan Joe Sandy

Selamat untuk Joe Sandy, pemenang program "The Master" (RCTI) season pertama! Nah, dari sudut pandang orang yang awam dalam bidang mentalism dan show-biz, saya akan mencoba menguraikan tujuh faktor utama yang membuat Joe Sandy berhasil mendapatkan gelar "The Master". Sengaja saya pilih angka tujuh, karena menurut berbagai literatur yang saya baca, tujuh adalah sebuah bilangan yang memiliki nilai magis paling besar.

7 Faktor Penentu Kemenangan Joe Sandy dalam The Master :

1. Attitude
Di antara kelima peserta The Master, Joe Sandy adalah kontestan yang paling low profile, santun, dan tenang. Saat menampilkan sebuah pertunjukan, peserta lain seolah cenderung mengatakan, "Ayo penonton, lihat aksi saya. Saya bisa melakukan sesuatu yang luar biasa, yang tidak mungkin dapat anda lakukan"; sedangkan saat Joe Sandy berada di atas panggung, hal yang seolah ia katakan adalah "Pemirsa sekalian, saya akan menghibur anda". Intinya, Joe tidak berusaha untuk membuat dirinya dikagumi oleh khalayak ramai karena kemampuannya, melainkan berusaha untuk memberikan hiburan dan pengetahuan sebaik mungkin untuk seluruh audiens. Sikapnya inilah yang kemudian justru mengundang simpati dari pemirsa di seluruh Indonesia.

2. Logis
Pada zaman modern seperti ini, masyarakat selalu menuntut segala sesuatu yang disajikan di hadapan mereka dapat dijelaskan dengan logika. Salah satu kelebihan Joe Sandy adalah performance-nya yang selalu logis. Joe tidak menampilkan pertunjukan yang mengutamakan eksploitasi "kemampuan ilusi" (contoh: menelan api, melakukan sesuatu dengan mata tertutup, membaca pikiran, dll ) atau menggunakan properti khusus secara berlebihan. Ia selalu menunjukkan bahwa performance-nya dapat dilakukan kapanpun dan di manapun, dan semuanya dapat dijelaskan secara logis dengan dua kata: Kekuatan Pikiran, suatu hal yang tentu dimiliki oleh semua manusia.

3. Kemampuan Berbahasa
Mungkin karena memiliki latar belakang sebagai MC, kemampuan Joe Sandy dalam merangkai kalimat selama melangsungkan performance jauh lebih menonjol dibandingkan keempat peserta lain. Presisi kalimatnya luar biasa, dapat disetarakan dengan Deddy Corbuzier atau Romi Rafael. Nyaris tidak ada kata yang tidak efektif, ambigu, ataupun tidak jelas maksudnya. Kontrol vokal sangat baik sekali, hampir tidak ada kasus "terpeleset lidah". Volume dan pitch suara Joe Sandy menurut saya sangat tepat bagi seorang mentalis; tidak terlalu keras, bernada rendah, namun memiliki kesan sugestif yang sangat kuat sehingga audiens selalu menyimak kata demi kata yang diucapkannya.

4. Kontrol Emosi
Ini juga suatu modal penting yang membuat penampilan Joe Sandy selalu enak untuk ditonton. Dalam performance-nya, emosi Joe Sandy sangat stabil. Saya sering melihat peserta lain The Master yang karena kontrol emosinya tidak sebaik Joe Sandy, melakukan hal-hal di luar keinginan mereka seperti: nada suara tiba-tiba melengking, kata-kata yang diucapkan menjadi tidak jelas, kalimat yang diucapkan "belepotan", bersimbah keringat, bahkan gemetaran. Hal-hal seperti inilah yang tidak terjadi (atau tidak tampak) saat Joe berada di atas panggung. Ia terlihat sangat nyaman, tidak terburu-buru ingin menyelesaikan pertunjukannya, dan menikmati tiap detik di atas panggung. Intinya, Joe Sandy telah memiliki mental entertainer sejati.

5. Interaksi dengan Audiens
Dalam hal ini, sekali lagi saya berani mengatakan bahwa seorang Joe Sandy tidak kalah dari Romi Rafael ataupun Deddy Corbuzier. Ia tidak pernah menganggap para audiens semata-mata sebagai properti pertunjukan. Interaksinya dengan audiens, baik terhadap audiens sukarelawan yang naik ke atas panggung serta audiens yang bertindak sebagai penonton sangat sinergis. Joe berhasil melibatkan emosi para audiens dengan berbagai metode, dan membuat mereka sejenak melupakan utang, pacar, pekerjaan, dan hal-hal lainnya. Seperti yang telah diungkapkan pada poin nomor 1, Joe tidak pernah berusaha meminta aplaus dari penonton, melainkan mencoba untuk menghibur mereka. Hasilnya? Tiga kali standing ovation berhasil ia dapatkan selama kontes The Master.

6. Keutuhan Performance
Performance yang disajikan Joe Sandy selalu utuh. Mulai dari latar belakang masalah, pertunjukan utama, solusi, hingga pesan yang diberikan di akhir pertunjukan. Semuanya tampak jelas disusun dan dipersiapkan dengan sangat matang, dan memiliki kesinambungan satu sama lain. Saat menyaksikan pertunjukan Joe di atas panggung, kita bagaikan diajak untuk menikmati sebuah cerita yang sangat menarik. Ini membuat audiens selalu penasaran terhadap apa yang akan dilakukan Joe Sandy berikutnya. Penonton menjadi sangat fokus, dan tentunya menciptakan suatu lingkungan yang sangat kondusif bagi pertunjukan itu sendiri.

7. Edukatif
Pertunjukan yang ditampilkan Joe Sandy selain sangat menghibur juga sangat edukatif. Ia tidak menampilkan hal-hal berbau mistis dan klenik, serta tidak melakukan aksi-aksi berbahaya bila ditiru oleh anak-anak. Alih-alih menampilkan hal-hal gaib yang tidak masuk akal, show Joe Sandy selalu mengusik kita untuk lebih memperdalam kekuatan pikiran. Sangat inspiratif! Selain itu, pesan akhir yang disampaikan di akhir pertunjukan sangat bermakna, sehingga membuat para audiens tak hanya mendapatkan sekadar entertainment, melainkan juga edukasi dan inspirasi.

Sekali lagi selamat untuk Joe Sandy! Saya berharap, Joe akan tetap eksis di dunia entertainment; dan untuk dapat melakukan hal itu, Joe harus melakukan hal yang lebih berat daripada memenangkan The Master, yaitu melepaskan diri dari bayang-bayang Deddy Corbuzier dan Romi Rafael, dua magician paling ternama di Indonesia. Good Luck!

Sumber: http://wikupedia.blogspot.com


Load disqus comments

0 komentar