Sabtu, 28 Maret 2009

Profil Hacker Indonesia

Hi... akhirnya saYa nGeBLog Lagi Nih... Di sini anda dapat menemukan informasi tentang Musik. Kunci atau Chord Lagu, Profil, Plus info tentang IPTEK diantaranya Hacking, Cracking, Programmer, Virus maker, dan Lain-Lain deh Pokonya...

Nah,, Kali Ini saya akan ngebaHas tentang :

Profil Hacker Indonesia
Iwan Dharmawan (chikebum)

Sekolahnya
terhenti di kelas dua SMP. Setidaknya begitulah pengakuan pemuda asal
Jakarta ini. Namun, "prestasi" salah satu pentolan kelompok
Antihackerlink ini cukup mengagumkan. Ia pernah membobol aneka server
dengan domain .au, .id, .kr, .tw, .edu, dan .com. Selain Toserba
Matahari, Perusahaan Listrik Negara pernah menjadi korbannya. Sebelum
beraksi, ia mengirim peringatan kepada pengelola situs yang ia bidik
agar menambal lubang kelemahan sebelum dibobol orang. "Bila peringatan
ini diabaikan, ya sudah, saya bobol sendiri untuk pelajaran," tulis
chikebum, yang dilengkapi emoticon J alias senyum lebar, dalam
wawancara via e-mail dengan TEMPO.

Iwan mengenal komputer pada
usia 15 tahun setelah putus sekolah. Kegandrungan pertamanya adalah
merancang situs dengan menggunakan Java Script atau DHTML (dynamic
hypertext mark-up language)?jenis-jenis bahasa pemrograman. Urusan
bobol-membobol situs pun ia kenal melalui internet. Awalnya, Iwan
mengaku penasaran terhadap cara kerja surat elektronik. Setelah Iwan
"berbelanja" di pelbagai kanal, akhirnya ada yang menganjurkan agar ia
belajar jaringan komputer yang menggunakan sistem operasi Unix dan
Linux, yang amat menggelitik rasa ingin tahunya. Dan ia mulai
mengutak-atik sistem keamanan situs orang lain.

Remaja yang
kerap nongkrong di Kafe Jalan-Jalan di Kuningan, Jakarta Selatan, ini
mengaku sering merasa sebal terhadap pembobol yang asal tembak. Iwan
mencontohkan, ada hacker yang gemar mengutak-atik halaman depan satu
situs (melakukan deface) tapi tak bisa mengembalikannya seperti semula.

Wenas Agusetiawan (hC- atau hantucrew)

Setahun
lalu, Singapura digegerkan aksi pemuda asal Malang ini. Wenas?saat itu
berusia 16 tahun?ditangkap aparat yang berhasil mengendus jejaknya
seusai ia membobol situs Data Storage Institute, Singapura. Selama
persidangan, beberapa teman Wenas yang tergabung dalam Antihackerlink
membobol tiga situs dengan domain .sg atau Singapura sebagai tanda
protes. Wenas sendiri, karena masih remaja, akhirnya tak dikenai
hukuman badan, tapi ia harus membayar denda senilai Rp 75 juta. "Wah,
itu kenangan terburuk yang sudah saya lupakan," Wenas menulis dalam
e-mail kepada TEMPO.

Musibah di Singapura itu membuatnya
betul-betul "tobat". Padahal, anak bungsu dari dua bersaudara ini
tadinya tergolong amat badung dalam aksi-aksi pembobolan. Pelbagai
situs, baik di dalam maupun di luar negeri, enteng saja ia jebol. Wenas
punya kebiasaan unik dalam beraksi: saban kali menjebol situs lokal, ia
selalu menyerukan pembubaran Hackerlink pimpinan Edy Liu?salah seorang
hacker yang membuat Wenas kesal. Alasannya, Hackerlink dianggapnya
melakukan kegiatan komersial, yakni berjualan Linux di situs mereka.

Wenas
yang punya hobi main catur ini belajar komputer sejak berumur 12 tahun.
Dasar berbakat, jurus-jurus pembobolan bisa ia kuasai dalam waktu dua
tahun.

Sebelum mendirikan Antihackerlink, Wenas pernah menjadi
anggota Hackerlink dan Kecoak Elektronik. Saat ini, Wenas sudah
meninggalkan Antihackerlink. "Waktu itu saya masih kecil dan nakal,
bisanya cuma merusak jaringan, he-he-he?," Wenas menjelaskan.

Kini,
pemuda yang sedang bersiap-siap kuliah di Vancouver, Kanada, ini
mengaku aktif di lembaga riset yang tergolong organisasi white hat,
organisasi yang bekerja untuk memajukan pengetahuan tentang keamanan
jaringan. "Doakan saya supaya bisa membantu Indonesia yang sedang
kacau," remaja ini menulis dalam surat elektroniknya kepada TEMPO.


Rummy Taulu (cyberbug atau cbug)


Bila
ada pembobol yang bisa digolongkan sebagai aktivis, Rummy Taulu adalah
salah satunya. Senior di Kecoak Elektronik?kelompok pembobol situs?ini
acap melakukan aksi pembobolan bernuansa politis bersama rekan-rekannya
selama rezim Soeharto masih berkuasa. Situs Markas Besar Kepolisian RI,
Badan Pemeriksa Keuangan, dan Golkar mereka acak-acak. Di tampilan
situs yang telah porak-poranda, mereka mencantumkan sejumlah tuntutan,
antara lain penurunan harga, pelepasan tahanan politik, dan penggantian
presiden. Kegiatan Kecoak turut redup setelah Soeharto turun. Dari mana
Rummy menimba ilmu membobol?

Lelaki berusia 36 tahun ini belajar
komputer secara otodidak. Pada 1988, ia mulai mengajar aplikasi
komputer di sebuah lembaga kursus di Manado. Karena ingin lebih banyak
mempelajari sistem operasi Linux, ia bergabung dengan kelompok Kecoak.
Saat ini, pekerjaan utama Rummy adalah menjadi pegawai Warung Internet
Nikita di Manado. Tadinya gemar membobol, Rummy kini aktif melakukan
hal yang sebaliknya: menangkal serbuan pembobol.

Alhasil, ayah
satu anak yang mengidolakan Linus Torvalds?penemu Linux?ini kini sering
disewa perusahaan dalam ataupun luar negeri untuk mengamankan jaringan
komputer mereka. Rummy, yang kini mengajar di Universitas De La Salle
Manado, juga aktif sebagai konsultan. Ia menjadi pengasuh konsultasi
seputar keamanan server di media online detik..com.

Prasodjo dari www.gauli.com

Berburu
lubang dahulu, menawarkan jasa kemudian. Pemeo inilah yang boleh jadi
dipakai Prasodjo dan 70 rekannya yang tergabung dalam www.gauli.com.
Kelompok pembobol situs ini bermarkas di Bandung. Anggota kelompok ini
rata-rata punya tujuh spesialisasi (jaringan, pemrograman, desain,
analisis sistem, permainan, peranti lunak/keras, serta penerapan
sistem). Salah satu kegiatan mereka adalah masuk ke situs orang lain
untuk menemukan kelemahan. Setelah itu, mereka menawarkan jasa untuk
mengamankan situs tersebut. Dengan cara ini, puluhan perusahaan sudah
menjadi klien mereka. "Tapi kami tak pernah merusak satu situs dulu
untuk mendapat klien," kata Prasodjo, 30 tahun. Pria ini juga mengajar
di salah satu lembaga pendidikan komputer di Bandung.

Prasodjo
gemar menyusup di jaringan maya sejak masih kuliah di Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Bandung. Sukses membobol situs pertama, Prasodjo mulai
ketagihan. Kepada TEMPO, ia mengaku tak pernah merusak atau mencuri
data apa pun dari situs yang bisa dijebolnya. Sampai saat ini, Prasodjo
mengaku sudah sukses menembus puluhan situs.

S'to dan Ruth dari www.jasakom.com

Muda, cerdas, dan ambisius. Itulah gambaran S'to dan Ruth?sebut saja begitu?dua orang berusia 28 tahun. Keduanya mengelola www.jasakom.com?perusahaan yang menawarkan jasa keamanan jaringan. Cara kerja mereka mirip Prasodjo dari www.gauli.com,
yang gemar berselancar di situs orang lain untuk menemukan
lubang-lubang kelemahan. Hasilnya? Kedua alumni Jurusan Teknik
Informatika Bina Nusantara, Jakarta, ini berhasil menangguk sejumlah
klien.

Kegiatan berbisnis kedua pemuda ini membuat geram para
pembobol yang tak punya motif bisnis. Alhasil, situs mereka pernah
diserbu oleh kelompok Antihackerlink.

S'to dan Ruth tak mengelak
mengenai masa lalu mereka: keduanya memulai aksinya dari kejahilan
semata. Setelah bosan, S'to dan Ruth mengaku ingin melakukan sesuatu
yang lebih positif. Dua anak muda ini kemudian mendirikan kelompok
Jasakom dengan lima rekan mereka.

Agar menarik minat pelanggan,
mereka sering memunculkan kelemahan sebuah situs yang habis mereka
"kunjungi". Tujuannya adalah menyadarkan pemilik situs. Namun, tak
jarang pemilik situs memprotes tindakan mereka karena cemas terhadap
serangan hacker iseng yang ingin menangguk ilmu secara gratis.

Sumber : Tempointeraktif.com


Load disqus comments

0 komentar